Namanya Alesia, dia duduk di bangku kelas 9 SMP. Dia tinggal bersama ayah dan ibunya di rumah yang bisa dibilang cukup mewah Saat ini, Alesia sedang memandangi langit dari jendela kamar nya. Gadis ini sangat menyuka alam dengan keindahan nya Dia punya keinginan suatu hari nanti pergi be Antartika. Antartika? Ya, bahkan ayahnya saja menganggap anak nya itu perempuan gila.Bagaimana bisa ada orang yang ingin pergi, kesana ? Namun seperti yang orang tuanya ketahui, anaknya itu sangat keras kepala dan tetap ingin pergi.

"Ales, malam" pikiran Alesia diganggu oleh panggilan ibunya. "Iya ma" jawab gadis itu. Alesia pun pergi ke ruang makan. Dia melihat ibunya sedang duduk menunggunya "Papa mana ma?" tanya Alesia. Mendengar pertanyaan anaknya itu, ibunya menjawab "oh, papa sedang di ruangannya, nak. Akhir - Akhir ini, dia sangat sibuk dengan pekerjaannya. Oh iya, Ales. tolong antarkan makan malam ini ke papa ya" "Oke ma" jawab gadis itu. Alexia pun pergi ke ruangan ayahnya itu. Sesampainya disana, dia mengetuk pintu 3 kali. Tok tok tok. "Masuk" terdengar suara dari dalam ruangan tersebut. Dia mendengar suara itu dan langsung membuka pintu. Setelah masuk, dia kaget melihat isi ruangan tersebut.

Alesia melihat ayahnya duduk di tengah tengah ruangan tersebut. Orang lain pasti menganggapnya normal. Tapi, tidak bagi Alesia. Dia melihat ayahnya duduk dengan santai sementara semua alat elektronik dibiarkan menyala. Bahkan TV dibiarkan menyala walau tidak ada yang menonton. "Alesia?" Alesia yang baru sadar bertanya" eh iya pa? ada apa?" "kenapa diam saja? jangan habiskan waktu papa. Alesia pun baru teringat tujuan awalnya "oh. Ales mau nganter makanan papa" kemudian dia meletakkan makanannya di atas meja ayahnya lalu langsung pergi dari tempat itu.

Singkat cerita, Ales sudah selesai makan dan sedang duduk di meja belajarnya. Dia membuka diarinya dan mulai menulis. "10 Desember 2023,Hari ini aku ke ruangan papa untuk mengantar makan malamnya. Tapi aku sedih, Aku tahu papa bukan orang yang hemat. Tapi masa semu alat elektronik harus hidup sih? Emangnya papa ga tau ya tulo itu bisa mengakibatkan pemanasan global?" Alesia terus menuliskan isi hatinya ke dalam buku itu. Dia merasa kecewa karena ayahnya selalu boros listrik. Alesia tahu bahwa pemanasan global bisa membuat es di kutub meleleh sedikit demi sedikit. Dia juga tau bahwa banyak pulau di dunia akan tenggelam jika itu beneran terjadi. Oleh karena itu, dia selalu berusaha untuk menghemat listrik ataupun air dimanapun dia berada. Tapi sayang, dia tidak bisa mengatakan itu kepada ayahnya. Dia sudah mencoba memberitahu ayahnya untuk hemat energi, tetapi dia malah dimarahin karena 'Sok Pintar' Jadi, dia hanya bisa diam saja.

Hubungan Alesia dengan ayahnya memang kurang baik. Ayahnya terlalu sibuk dan tidak pernah beri waktu untuk anaknya itu. Alesia teringat akan acara TV kesukaannya yang akan tayang sebentar lagi. Gadis itu keluar kamarnya dan pergi ke ruang TV. Dia membuka berita dan mulai menonton. Isi beritanya membuat hatinya sedih. Pembawa acaranya mengatakan bahwa pemanasan global semakin memburuk akibat polusi. Menurut para ilmuwan, sekitar tahun 2060-an, manusia akan sangat merasakan dampaknya, yaitu pulau-pulau akan tenggelam. Para peneliti juga menemukan spesies bakteri baru yang hidup di dalam es di kutub. Kalau es tersebut meleleh, bakterinya akan hidup dan menyebar menjadi pandemi berbahaya. Alesia sadar dia harus mencegah hal tersebut apapun caranya.

Dia mulai mencari cara untuk membantu di internet. 2 jam berlalu namun ia tidak menemukan apapun. Dia mulai mengantuk dan akhirnya ketiduran. Besoknya, dia melanjutkan pencariannya. Setelah beberapa jam, dia menemukan komunitas remaja di internet yang sedang mengumpulkan dana untuk melakukan penanaman pohon di suatu tanah kosong. Alesia pun tertarik dan mendonasikan uang jajannya lalu bergabung dengan komunitas itu. Sorenya. dia. menceritakan rencananya kepada ibunya. Alesia Juga mengajak ibunya untuk mendonasikan dana ke komunitas itu "Ma, ayo mama donasikan juga. Kami perlu uang sebanyak dan secepat mungkin. Pleasee" Ibunya berpikir sebentar lalu menyetujui permintaan anaknya itu.

Beberapa hari kemudian, uangnya sudah terkumpul. Seluruh anggota komunitas tersebut berkumpul di suatu lokasi. Disana, Alesia bertemu dengan seorang perempuan bernama Nada. Setelah berkenalan, mereta sadar mereka mempunyai banyak kemiripan, seperti usia, hobi, dan keinginan yaitu mencegah pemanasan global dan pergi ke Antartika. Pembicaraan mereka diganggu oleh salah satu Petugas yang mengatakan bahwa mereka akan pergi ke lokasi dengan menggunakan bus Mereka semua masuk ke bus dengan bergantian. Alesia duduk disamping Nada dan melanjutkan pembicaraannya.

Setelah mengenal satu sama lain, mereka menjadi teman dekat. Karena keasikan ngobrol, Kedua gadis tersebut tidak sadar mereka sudah sampai ke tujuan. Setelah turun, mereka diajari oleh salah seorang petugas bagaimana cara menanam pohon. Lalu, mereka diberi 1 biji dan mulai menanam. Alesia dan Nada mulai menggali lubang di tanah, memasukkan biji, menutupnya kembali dan menyiramnya. Setelah semua sudah selesai, mereka naik ke bus lalu mengobrol. Alesia dan Nada menjadi semakin dekat dan bertukar nomor telepon. Akhirnya, mereka sampai ke rumah masing-masing. Ibunya Alesia langsung menyambutnya. Alesia menyapa kembali lalu pergi be kamarnya. Dia duduk di tempat tidur lalu berpikir. Dia memang sudah mengambil bagian dalam mengurangi pemanasan global, tapi dia masih merasa ada yang kurang.

Gadis itu duduk termenung di tempat tidurnya memikirkan Cara lain untuk membantu. Dia pun teringat akan Nada. Alesia mengambil ponselnya dan menelpon temannya itu. Nada langsung menjawab telponnya dan berkata Kenapa Les? Kok nelpon?" "hehe iya Nada. Aku mau minta bantuan." bantuan apa?" kedua gadis itu terus mengobrol hingga 2 jam kemudian Nada harus mengisi datang baterai ponselnya. Alesia lanjut berpikir hingga 2 jam kemudian. Dia mendapat ide. Dia akan bicara dengan ayah nya besok. lalu dia melakukan rutinitas dan tidur

Besok paginya, dia bangun dan pergi ke ruang makan untuk sarapan. Kebetulan ayahnya juga berada disana dengan raut wajah bahagia yang berarti dia senang senang. "Ini kesempatanku" Alesa bergumam. Mereka bertiga makan dengan tenang tanpa suara. Keheningan itu dipecah oleh Alesia yang berkata "pa, Alesia mau bicara" "Apa nak?" Jawab ayahnya. Beberapa hari yang lalu, ayahnya sadar dia kurang memberi perhatian pada anak nya itu "Pa, papa bisa ga hemat listrik? setidaknya matikan TV kalau tidak dipakai. Alesia lagi nyoba mengurangi efek rumah kaca. Tapi kalau Papa tidak hemat listrik semua usaha Ales sia-sia" Suasananya menjadi hening. Alesia mempersiapkan diri untuk dimarahi. Tetas ayahnya malah menjawab " oke nak, akam papa usahakan." Alesa tidak menyangka ayahnya akan menjawab seperti itu. Gadis itu tersenyum gembira "Makasih Pa" Kata Alesia dengan perasaan senang.

Singkat cerita, ayahnya berubah menjadi orang yang lebih perhatian dan sering meluangkan waktu untuk keluarganya. Dan dengan bantuan Alesia, dia bisa menghemat listrik. Walaupun kebiasaan lama susah dihilangkan, lelaki iti terus berusaha untuk menyenangkan hati anaknya.

Beberapa hari kemudian, Alesia Sedang menonton berita di TV. Dia mendengar Pembawa berita mengatakan bahwa keadaan bumi semakin membaik karena komunitas yang menanam pohon. Peneliti juga melihat ozon yang berfungsi menghambat cahaya matahari semakin menebal. Alesia merasa bahagia dan menceritakan ini kepada orang tuanya yang senang melihat anak satu-satunya senang. Lalu, ayahnya mempunyai ide "nak, ayo kita jalan-jalan. Kita sudah jarang pergi keluar." Alesia menjadi semakin senang. Karena sudah siang, mereka memutuskan untuk pergi besok pagi. Paginya, mereka mendiskusikan akan pergi jalan-jalan kemana. "Gimana kalau kita ke mall?" usul Alesia. "Jangan ke makk. Agak membosankan. Gimana kalau kita ke pantai saja?" Usul ibunya, akhirnya mereka semua setuju dan bersiap untuk pergi ke pantai. "Semuanya siap?" Tanya ayahnya. "Siap!" Jawab Alesia. Mereka pun berangkat ke pantai dan menikmati matahari terbit. Namun, pemandangannya diganggu oleh suatu hal, yaitu sampah.

Banyak sekali sampah berserakan di mana-mana. Alesia berpikir jika tidak ada yang mengambil tindakan maka sampahnya akan semakin banyak. Gadis itu berinisiatif untuk memulai. "Pa, ma, ada plastik ga?" "ada nak, untuk apa?" Tanya ibunya. "Untuk mengumpulkan sampah ma. Banyak banget sampai berserakan yang kalau dibiarkan akan semakin banyak" "oh, kamu mau ngumpulin sampah ya? Yaudah, papa bantu ya" kata ayahnya. Mereka berdua mengambil plastik lalu mulai mengumpulkan sampah-sampahnya. Ibunya yang melihat juga ikut mengumpulkan sampah. Alesia, ayah, dan ibunya bersama sama mengumpulkan sampah yang ada di pantai itu. Mulai dari plastik kresek, botol plastik, hingga bungkus makanan semua diambil. Mereka terus mengumpulkan sampah hingga tiga jam.

Setelah semua terkumpulkan, mereka membuang plastik plastik itu ke tempat sampah kemudian kembali melihat pemandangannya. Walaupun mataharinya sudah terbit tinggi dilangit, pantai itu sangat indah. Bagaimana bisa? Karena bersih dari sampah. Alesia tersenyum bahagia. Dia sadar bahwa kebahagiaan itu bisa didapatkan dari hal sederhana. Dia juga sadar kalau kebahagiaan bisa didapatkan dari menghargai apa yang kita miliki. Gadis ini bersyukur bisa mempunyai orang tua yang baik, keluarga yang berkecukupan, dan bersyukur bisa melihat pemandangan saat ini, dimana tidak ada sampah yang merusak keindahannya. Dia memang belum bisa pergi ke Antartika. Tapi untuk saat ini, dia akan menghargai apa yang dia punya. Mungkin suatu hari nanti, dia bisa mencapai cita citanya, yaitu pergi ke gurun es terbesar. Antartika.

Antartika

Comments